Langsung ke konten utama

Review : Killers (2014)

“So tell me, what’s next?” – Nomura. 
Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki dark side nya masing - masing. Karena sisi gelap tersebut, kadang mereka tidak sadar dalam melakukan sesuatu. Entah itu memperkosa, mencuri, ataupun membunuh. Seperti Nomura (Kazuki Kitamura) & Bayu (Oka Antara) yang memiliki sisi gelap, yang membawa mereka pada titik “kepuasan”. Nomura, seorang eksekutif muda dari Jepang yang memiliki kebiasaan membunuh dan mengupload video pembunuhannya ke social media. Di Jakarta, ada seorang jurnalis yang ambisius ingin mengungkap kasus korupsi seorang pejabat (Ray Sahetapy); Bayu. Melihat video pembunuhan yang di upload Nomura ke social media, Bayu jadi terpengaruh dan mulai membangkitkan sisi gelap yang ia miliki. Bayu dan Nomura pun akhirnya saling terhubung di social media tersebut, memperlihatkan kemampuan mereka masing – masing, dan berkembang menjadi hubungan yang tidak pernah dibayangkan oleh Bayu sebelumnya.

Killers merupakan kolaborasi produksi antara Indonesia dengan Jepang. Proyek kolaborasi ini bisa berjalan dalam rangka merayakan 100 tahun dari rumah produksi tertua di Jepang, Nikkatsu Corporation. Melihat proyek kolaborasi ini saya sebenarnya bangga, tapi saya begitu kecewa melihat hasil akhirnya. Kenapa seperti ini. Tidak seperti film yang disutradarai oleh Mo Brothers. Akhirnya pun saya mengerti, kenapa film yang disutradarai oleh Mo Brothers ini, hype nya jauh lebih rendah dari The Raid 2 : Berandal di ajang Festival Film Sundance 2014. Semua scene yang menjadikan Jakarta sebagai settingnya, terasa biasa saja. Saya tidak bisa merasakan / mendapatkan feel nya kalau scene Jakarta disutradarai juga oleh Mo Brothers. Berbeda dengan scene Jakarta, scene Jepang jauh terasa lebih baik, terasa jika benar – benar ini Mo Brothers. Penyutradaraan yang baik, bahasa, dan akting dari para aktris dan aktor yang sudah professional, membuat scene Jepang ini terlihat sempurna. Satu lagi kekurangan film ini, perpindahan dari scene Jakarta ke scene Jepang yang terlalu cepat, membuat saya yang menontonnya masih merasa nanggung, karena cerita yang disajikan baru sedikit.

Memang tidak perlu diragukan kualitas Mo Brothers dalam menyutradarai sebuah film. Terbukti Rumah Dara, yang merupakan film mereka sebelumnya, mendapatkan pujian yang baik di beberapa festival film internasional. Tapi jujur scene Jepang memang jauh terasa lebih baik dibandingkan yang Jakarta. Jiwa Mo Brothers memang lebih terasa di scene Jepang. Untuk cerita, Killers memiliki cerita yang “sakit”, tidak akan pernah dibayangkan sebelumnya akan ada orang yang se-sakit Bayu atau Nomura. Two thumbs up untuk akting para aktor dan aktris asal Jepang, Kazuki Kitamura & Rin Takanashi. Terbukti mereka sudah pernah berakting di film – film terbaik produksi Jepang. Rin Takanashi lebih terkenal shinken – pink di Samurai Sentai Shinkenger. Sedangkan Kazuki Kitamura yang memerankan karakter Nomura, lebih terkenal akan peran – perannya di film karya Takashi Miike. Awalnya optimis kalau Oka Antara akan berakting dengan baik di film ini. Tapi ternyata tidak. Aktor yang pernah sukses dengan aktingnya di film Sang Penari bersama Prisia Nasution ini, berakting biasa saja dan terlihat sedikit bodoh. Satu adegan yang bisa saya ingat dari film ini, yang dilakukan oleh Oka Antara, yaitu dimana Bayu banyak mengeluarkan air liur-nya seusai sisi gelap nya bangkit. Kalau ada yang bertanya, “bagaimana dengan akting Luna Maya?”. Saya bisa menjawab aktingnya biasa saja di film ini. Luna seakan berakting hanya di sebuah film televisi, bukan film bioskop. Chemistry antara dirinya dengan Oka Antara, yang di film ini sebagai mantan suami istri, terlihat juga tidak terbangun dengan baik. Selain Luna Maya dan Oka Antara, ada juga Ray Sahetapy, Dimas Argoebie, Eppy Kusnandar, dan cameo dari Tara Basro. If you love psychological – thriller movie, you should try to watch this movie. Mungkin kita akan memiliki pendapat yang berbeda. 


Cast : Oka Antara, Kazuki Kitamura, Luna Maya, Rin Takanashi
Director : Kimo Stamboel, Timo Tjahjanto
Writer : Takuji Ushiyama, Timo Tjahjanto
Production Companies : Guerilla Merah Films | XYZ Films | Nikkatsu
Rating :
3/5
Movie Still:

























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w