Langsung ke konten utama

Review : 3SUM (2013)



3SUM bukanlah sebuah film yang ‘iya – iya’, melainkan sebuah film Indonesia terbaru yang memiliki 3 genre, 3 cerita dan 3 sutradara. Untuk pembukaan kita akan disuguhkan sebuah cerita berjudul “Insomnights” kemudian dilanjutkan dengan “Rawa Kucing” dan “Impromptu”. Inilah yang menjadi perbedaan 3SUM dengan film – film antologi lain, yang pernah diproduksi. Karena biasanya sebuah film antologi, menghadirkan genre yang sama.

"          “Insomnights”

Insomnights sendiri bergenre thriller. Film ini berawal dari sebuah cerpen yang ditulis oleh sang sutradara, Witra Asliga yang kemudian dibantu oleh Andri Cung untuk dikembangkan menjadi sebuah skrip. Diceritakan seorang pria bernama Morty (Winky Wiryawan), yang mengalami penyakit susah tidur / insomnia. Ia menderita Insomnia, karena banyak pikiran mengenai hidup dan hubungannya bersama sang pacar Nina (Gesata Stella). Yang paling menjadi pikirannya terhadap Nina, karena ketika ia ingin memberikan kejutan, dirinya ditinggal begitu saja oleh Nina. Dari hal itu sudah menjadi pertanyaan dalam pikiran Morty. Tapi kadang ketika mengalami Insomnia, ia mengalami ketakutan seperti ada yang mengikuti dirinya atau membututinya. Bagaimana nasib Morty, akankah ia bisa lepas dari penyakit susah tidurnya? Atau masalah akan terselesaikan dengan sang kekasih?

Segmen yang tidak menyeramkan, sayang sekali sebenarnya. Karena awalnya berharap segmen ini bisa menakut – nakuti saya, ditengah audi yang diisi oleh 3 orang penonton saja (2 orang lain dan 1 orangnya adalah saya). Efek seram yang ingin ditimbulkan oleh segmen ini, tidak jauh berbeda ketika saya menyaksikan FTV atau film karya Nayato. Sorry to say. Tapi untuk twist endingnya sangat oke banget, sampai kaget ternyata seperti “itu” yang sebenarnya. Editingnya juga agak kasar menurut saya, jadi penyampaian cerita yang maju mundur malah membingungkan. Perlu beberapa kali  untuk mencerna, baru dapat mengerti.

-          “Rawa Kucing”    
Rawa Kucing menceritakan tentang seorang sosialita bernama Ayin (Aline Adita). Ayin adalah anak bungsu yang mendapatkan warisan paling banyak, karena dia adalah anak kesayangan sang ayah. Tapi menjelang sang ayah meninggal dunia, ia tidak mau mengunjungi / bahkan menengoki sang ayah.  Di hari itu Ayin sedang merayakan hari ulang tahunnya. Dan ia telah mendapatkan “kado”, yang memang sudah ia tunggu sebelumnya. Kado itu adalah seorang pria bernama Welly (Natalius Chendana). Welly adalah pria yang mengalami kesulitan dalam berbicara, ia pun memang sedang membutuhkan uang dan akhirnya ia “bekerja”. Karena sudah ada pesan sebelumnya, Welly “melayani” Ayin dengan baik. Welly yang sudah melakukan tugasnya, jadi memiliki perasaan jatuh hati terhadap Ayin. Sampai ia tidak mau diberikan “upah” kembali. Tapi mungkinkah seorang Welly dapat diterima oleh Ayin? Bagaimanakah nasib Ayin setelah ini, akankah ia tetap melupakan sang ayah dan lebih menyukai pesta – pesta dengan teman – temannya?

Cerita yang menarik dan menyentuh. Mungkin pesan dari segmen ini, kalau cinta itu akan selalu ada untuk orang yang memang benar – benar kita cintai sampai kapanpun itu, bahkan sampai maut memisahkan. Akting Aline Adita okelah buat saya, dia bermain dengan baik di segmen ini sebagai karakter Ayin. Ia dengan tidak terkesan jijik mau berjalan di pasar, tanpa menggunakan alas kaki dan dibawah teriknya matahari. Natalius Chendana walaupun masih baru, tapi aktingnya juga oke. Ia begitu meyakinkan memerankan Welly yang bisu. Dan aktingnya Natal, juga terlihat seperti tidak dibuat – buat. Pujian paling besar mungkin akan saya sampaikan untuk Andri Cung. Sebelumnya mendengar karya – karyanya itu bagus. Dan hal itu terbukti, dengan keberhasilannya membawa pesan dari segmen film ini dengan baik. Terakhir yang saya ingin  sampaikan untuk Andri Cung, “I Love You.. Andri Cung” #eh. Karena setelah menyaksikan “Rawa Kucing”, saya semakin tidak sabar untuk menyaksikan karya beliau selanjutnya.

-          “Impromptu”
Impromptu menceritakan tentang Amin (Dimas Argoebie) dan Lina (Hannah Al Rashid) yang ingin pergi untuk menjalankan tugasnya, namun terhadang oleh razia polisi. Namun muncul kecurigaan, karena polisi – polisi yang mereka temui tidak seperti polisi pada umumnya. Polisi yang mereka temui ternyata polisi gadungan, Amin dan Lina dengan penuh kebranian melawan mereka polisi yang tidak menjalankan tugasnya dengan benar ini.

Hal pertama yang mau dikomentarin dari segmen ini adalah product placement-nya. Saya bingung, kenapa berita tentang politik dan kriminal harus ditempatkan sebuah logo “susu untuk menunjang aktivitas pria dewasa”. Dan yang paling gak banget, ketika Dimas Argoebie yang memang adalah salah satu finalis, dari ajang pemilihan pria bertubuh indah itu meminum produk “susu” tersebut. Jadi kesannya seperti lagi menjual “produk”. Untuk koreografi fightingnya oke banget dan ini yang menjadi nilai plus untuk segmen ini. Efek darah di film ini, sayangnya kurang dan sebenarnya bisa terlihat lebih oke. Karena darah yang ada di segmen ini, warnanya lebih terlihat seperti sirup. Sutradara Joko Anwar memang hadir dalam segmen ini, ia juga memiliki peranan yang penting dalam cerita di segmen ini. Sayangnya kehadirannya di segmen ini, hanya sebentar saja.  Hannah Al Rashid yang paling oke di segmen ini, “sexy and really bad ass”. Kalau di Modus Anomali, ia terlihat sosok yang kalem. Di segmen Impromptu ini, ia berubah menjadi sosok yang berani dan jago dalam melakukan fighting. Mungkin kalau ada produser atau sutradara yang sedang mencari seorang aktris untuk bermain dalam film action, Hannah Al Rashid adalah jawabannya.

Cast : Winky Wiryawan, Aline Adita, Natalius Chendana, Hannah Al Rashid
Director : Witra Asliga | Andri Cung | William Chandra
Production Companies :  Electronic City Entertainment | Avatara 88 Artist Agency

Rating :
3/5

Movie Still :




























Komentar

  1. Hai bro…

    boleh tukeran link gak? ini link saya http://insanmahaputra.blogspot.com/

    link kamu udah saya pasang di blog saya. :)

    Thank you

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w