Langsung ke konten utama

Review : Habibie & Ainun (2012)



Gula jawa telah menjadi gula pasir – Baharuddin Jusuf Habibie. Cinta itu tidak ada yang namanya kebetulan, karena memang ada “jalan” yang akhirnya mempertemukan. Dan cinta akan selalu berjalan dengan mulus, apabila kita memang memulainya dengan ketulusan. Hal itu yang terjadi kepada pasangan pak Habibie (Reza Rahardian) dan ibu Ainun (Bunga Citra Lestari). Mereka sejak kecil memang sudah teman satu sekolah, sempat dekat pula. Tapi disaat itu seorang sosok Habibie begitu malu untuk menyatakan cintanya kepada Ainun. Setelah ia menyelesaikan kuliahnya di Jerman, ia baru kembali ke kota asalnya Bandung dan bertemu kembali dengan Ainun. Dari saat itulah tumbuh benih – benih cinta diantara keduanya. Sampai akhirnya Habibie, mengajak Ainun menikah dan membawanya ke Jerman menemani dirinya menitih karier disana.

Saya tidak pernah menyangka, kalau filmnya akan bagus seperti ini. Saya pesimis karena beberapa orang yang telah menyaksikannya, mengatakan film yang diproduseri oleh Hanung ini tidak memuaskan. Naskah yang dibuat oleh Gina S. Noer memang sangat bagus, begitu dapat menyentuh orang yang menyaksikan film ini. Tidak hanya romantisme yang diexplor dalam film ini, selain itu juga ada unsur komedinya. Reza Rahardian bisa memerankan karakter pak Habibie dengan baik. Gestur dan cara berbicaranya, begitu sama dengan apa yang dilakukan oleh pak Habibie di depan publik. Salute, sama apa yang telah ia lakukan di film ini. Bunga Citra Lestari sudah lama tidak hadir di layar lebar, mungkin seingat saya terakhir ia bermain dalam Saus Kacang besama sang suami; Ashraff Sinclair. Aktingnya dalam film ini juga baik, apalagi ketika ceritanya akan berakhir. Selain Bunga dan Reza, film ini juga dibintangi oleh Ratna Riantiarno, Mike Lucock dan Tio Pakusadewo. Tio hadir dengan penuh kejutan, saya tidak pernah menyangka kalau dia akan menjadi seorang Presiden Suharto. Walaupun peran Tio Pakusadewo sudah mengejutkan untuk saya, ternyata ada yang lebih mengejutkan. Hanung Bramantyo yang kita ketahui sebagai produser untuk film ini, dengan sangat ‘berani’ menurut saya main dalam film ini. Saya tahu memang film Habibie & Ainun adalah film yang ia produseri, tapi kehadirannya sebagai Sumohadi sempat membuat saya begitu males melihat dirinya berakting. Karena ketika ia berakting, saya seperti melihat sosok Hanung yang seperti biasanya.

Walaupun Faozan Rizal masih baru sebagai seorang sutradara, tapi ia mendirect film ini dengan begitu baik. Dan patut sekali kalau ia akan diperhitungkan sebagai sutradara film yang akan sukses. Yang menjadi kekurangan dari film ini adalah product placement / penempatan beberapa produk sponsor. Kenapa saya kategorikan hal itu menjadi kekurangan? Karena, ada beberapa produk yang mungkin belum ada pada masa / tahunnya. Seperti dibawah tahun 2000an, memangnya sudah ada Gerbang Tol Otomatis? Sepertinya belum ada. Mungkin seperti itu. Yang paling fatal adalah penempatan sebuah produk coklat, yang hadir di sekitaran tahun 60 atau 90an. Tapi overall itu semua tertutup dengan cerita / naskah yang baik kok, malah ketika product placement yang salah itu beberapa penonton hanya tertawa kecil. Boleh curhat sedikit gak sih? Ranggamalela, tempat pertemuan pak Habibie dan ibu Ainun juga menjadi tempat pertemuan saya dengan orang yang saya cintai. Karena daerah ini pula, saya bisa bertemu dengan sosok yang benar – benar berbeda diantara orang – orang yang pernah temui sebelumnya. Saya akan selalu ada dibelakangnya untuk memperhatikannya, walaupun tidak mungkin bersama. Part paling epik adalah cinta pak Habibie kepada ibu Ainun, apapun pak Habibie perjuangkan untuk cintanya. Sampai ketika ibu Ainun sakit, pak Habibie tetap berusaha agar  istrinya menjadi sehat. Dan seperti itulah seharusnya cinta yang kita bangun dengan pasangan kita, karena ketika menyatakan cinta jangan setengah – setengah untuk menjalaninya.

Cast : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Tio Pakusadewo
Director : Rizal Faozan
Writer : Gina S.Noer
Production Companies : MD Pictures

Rating :
3.5/5

Movie Still :





















Komentar

  1. ajie jieee... ada lokasi setting yg memorab;e juga di hati kkak reviewr kita ternyata, ketemu sama siapa itu? kasih tau dong kkaak ;D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w