Langsung ke konten utama

Review : Warning: The Killing of Cikini VII Street (2012) (Short)

Cikini, salah satu daerah di Jakarta Pusat dikenal sebagai daerah pendidikan dan seni. Di daerah ini terkenal Taman Ismail Marzuki, dimana Institut Kesenian Jakarta dan Planetarium berada. Banyak yang tidak mengetahui daerah ini rawan akan kriminalitas, itupun juga yang dirasakan oleh salah satu teman saya bernama Bahana Damayana. Bahana adalah seorang mahasiswa dari FFTV Institut Kesenian Jakarta. Dalam film pendeknya kali ini; Warning : The Killing Of Cikini Street, ia mau mengisahkan kembali tentang apa yang pernah ia alami tapi dengan sentuhan / ciri khas ala Bahana. Film ini sendiri merupakan bagian dari OmniMini.


Bercerita tentang seorang anak muda yang tiba – tiba tertusuk pisau yang dilempar oleh sang pencuri, membuat ia kemudian ia menjadi tidak berdaya. Apa yang harus ia lakukan untuk bisa lepas dari pencuri tersebut? Mungkin ketika menyaksikan film ini anda akan menemukan jawabannya. Cerita memang simple, karena secara durasi yang hanya 2 menit. Untuk akting dari masing – masing pemeran, ada perbedaan antara Bahana Damayana sebagai pencuri dan temannya sebagai sang korban. Bahana yang memang terlihat dingin pembawaannya, beberapa teman pun agak bingung ketika bertemu pertama kali dengannya, saya rasa ia cocok dengan sosok pencuri. Sedangkan sang korban yang diperankan oleh teman dari Bahana, entah kenapa saya melihatnya flat aja dan secara emosi saya tidak bisa melihat bahwa ia tersiksa dengan keadaan yang ia alami.

“Warning : The Killing Of Cikini Street” bisa disebut sebagai silent movie, karena tidak ada dialog diantara dua tokoh yang ada dalam cerita di film pendek ini. Walaupun begitu, Warning : The Killing Of Cikini Street masih menarik, untuk disaksikan.

Director : Bahana Damayana

Rating :
3.5/5 

Movie Still :


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w