Langsung ke konten utama

Review : INAFFF 2011 : Immortals (2011) (Opening Movie)



Fight for honor, fight for your children, fight for your future, fight for immortality! - Theseus. Mitologi Yunani adalah sesuatu yang menarik untuk diangkat ke dunia film. Banyak sekali film – film Hollywood yang mengambil tema ini. Sebut saja Clash Of The Titans atau Percy Jackson : A Lightning Thief. Memang sih Percy Jackson bukan pure mengambil tema ini, tapi adalah sedikit  unsur dari mitologi Yunani yang diambil. Di tahun 2011 ini hadir film berjudul Immortals yang berdasarkan pada Mitologi Yunani. Immortals adalah film arahan Tarsem Singh, yang sebelumnya pernah menyutradarai The Fall dan The Cell.  Film ini dibintangi oleh Henry Cavill yang sudah dipastikan akan bermain di Superman Man Of Steel. Selain itu juga ada Freida Pinto, Luke Evans, Kellan Lutz dan Mickey Rourke.  Melihat dari jajaran Cast dan Sutradaranya sendiri, sudah membuat saya bersemangat untuk menonton film ini dan yakin jika film ini akan mengagumkan.

Diceritakan tentang seorang anak muda bernama Theseus (Henry Cavill). Theseus adalah anak muda yang tangguh dan tidak mengenal namanya ketakutan. Theseus lahir dari seorang ibu tanpa ayah. Desa dimana ia tinggal bersama sang ibu, diserang oleh pasukannya Raja Hyperion (Mickey Rourke).  Penyerangan itu menyebabkan sang ibu mati ditangan Hyperion sendiri. Theseus yang melihat hal itu, langsung berusaha menyerang Hyperion. Namun karena jumlah pasukkan Hyperion yang banyak, akhirnya Theseus dijadikan sebagai budak oleh Hyperion. Dalam masa dijadikan sebagai budak oleh Hyperion ia bertemu dengan Stavros (Stephen Dorff) dan Phaedra (Freida Pinto).  Phedra adalah satu dari  empat peramal perawan. Phaedra mengajak 3 saudarinya, bermaksud untuk mengelabui identitas aslinya sebagai seorang peramal.  Oh iya dari peramal perawan harus masih dalam keadaan perawan, kalau tidak maka kemampuan penglihatan yang mereka miliki akan hilang.  Dari keempat peramal itu hanya Phaedra lah yang mengetahui dimana letak Busur Epirus,  Busur yang begitu dicari – cari oleh Raja Hyperion. Busur  buatan Dewa Ares ini memiliki kemampuan yang luar biasa, anak panahnya dapat menembus apapun.  Phaedra bersama Theseus dan Stavros memiliki rencana terhadap Raja  Hyperion. Namun berhasilkah rencana tersebut dijalankan? Akankah Hyperion menemukan Busur Epirus?? Silakan anda saksikan sendiri.  

Untuk CGInya sendiri memang gila, megah banget ngeliatnya. Namun ada beberapa adegan yang kelihatannya jelek hasilnya. Padahal dengan embel – embel from producer 300, udah berharap CGI akan begitu sempurna. Satu hal yang begitu sangat menganggu saya ketika melihat film ini adalah, alur cerita dari film ini yang terkesannya malah terburu – buru. Jadi ketika ingin menuju klimaks malah jadi down.

Yang gw suka dari film ini, adalah salah satu adegan di akhir yang menggunakan efek slow motion dan itu sangat gw acungi jempol. The best banget deh scene itu. Henry Cavill ternyata cocok sebagai seorang prajurit, ia terlihat begitu mendalami karakternya dalam film ini. Freida Pinto terlihat lebih cantik di film ini dengan pakaian ala Timur Tengah, kulitnya terlihat lebih eksotis. Untuk aktingnya sendiri, saya bilang biasa lah gak jauh beda ketika ia berduet bersama James Franco di Rise Of The Planet Of The Apes.  Yang paling lucu adalah si Kellan Lutz, yang lebih terkenal perannya di Twilight Saga. Entah kenapa ngeliat si Kellan di film ini tuh seperti sok-sok kelihatan cool dan jantan, tapi bedak dempulannya gilaaa tebel banget. Dan ketika Kellan hadir di layar, satu audi pada ketawa – ketawa kecil.  Overall filmnya sih cukup menghibur, adegan actionnya pun tidak terlalu mengecewakan.  Tapi untuk INAFFF atau NOT INAFFF sendiri untuk Immortals, saya bisa katakan NOT INAFFF. 

Cast : Henry Cavill, Freida Pinto, Kellan Lutz, Mickey Rourke
Director : Tarsem Singh

Rating :
3/5

Movie Still :























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w