Langsung ke konten utama

Review : Tree Of Life (2011)


Toscanini once recorded a piece sixty five times. You know what he said when he finished? "It could be better." Think about it. - Mr. O' Brien. Terrance Mallick dengan Tree Of Life-nya memang sudah ditunggu - tunggu. Termasuk salah satunya yaitu saya. Apalagi setelah mengetahui film ini menjadi pemenang Palme d'or di Cannes Film Festival, menjadi semangat lagi bagi saya untuk menyaksikkannya. Beberapa orang yang sudah melihat film hasil karya Mallick ini, mengatakan jika filmnya membuat kantuk, kemudian ada juga yang mengatakan bahwa film ini seperti sebuah tayang National Geographic / Discovery Channel. Kalau membuat ngantuk? hmmm, bagi saya sih gak. Tapi kalau bisa dikatakan masih sebagian orang saja, yang bisa menikmati film - film yang dikategorikan Arthouse seperti Tree Of Life.

 Ketika film ini mulai, dibuka dengan kata - kata yang diambil dari Alkitab yaitu dari Ayub 38 : 4. Selanjutnya muncul kesedihan dari Mrs O'Brien (Jessica Chastain), setelah mengetahui anaknya yang baru berumur 19 Tahun meninggal dunia. Hal itu juga dirasakan oleh Mr. O'Brien (Brad Pitt) sebagai ayah. Kemudian muncul pertanyaan dari Mrs O Brien tentang dimana Tuhan, ketika mereka sedang mengalami masalah itu.

Di kejadian berikutnya, anda akan dibawa oleh Mallick tentang bagaimana keluarga ini sebenarnya. Digambarkan seorang Mrs O'Brien, sebagai seorang ibu yang begitu menyayangi ketiga anaknya, juga sensitif. Berbanding terbalik dengan seorang Mr O'Brien, yang berusaha tegas terhadap anak - anaknya, ia menginginkan anak - anaknya sesuai dengan apa yang diinginkan Mr O'Brien. Dan diceritakan juga ada kerengangan / hubungan yang tidak harmonis antara Mr O'Brien dengan anaknya yang paling tua Jack.

Jack yang sudah Tua (Sean Penn) begitu menyesal bahwa selama ini ia tidak pernah memiliki hubungan yang harmonis dengan ayahnya. Namun pada akhirnya ia dapat mengulang hal tersebut ketika ia bertemu bersama sang ayah, ibu beserta kedua adiknya diwaktu akhir zaman.

Kehadiran dinosaurus di salah satu scene di film ini pun, menimbulkan pertanyaan dikepala saya. Salah satu Dinosaurus ada yang menginjak kepala Dinosaurus yang sedang berisitirahat. Tapi bukannya diserang, Dinosaurus tersebut bertindak seperti biasa saja. Dan saya mulai mengerti bahwa sejak bumi ini diciptakan oleh Nya. Tuhan telah memberikan sifat cinta / kasih sayang terhadap setiap mahluk yang ia ciptakan.

Jadi dari awal sampai akhir anda tidak hanya diceritakan tentang kisah keluarga Brien, tapi juga anda mendapatkan suatu pesan spiritual yang mungkin tidak akan anda dapatkan ketika anda melihat film lainnya. Gambar - gambar yang dihadirkan Mallick di film ini begitu Indah dan begitu memanjakan mata. Tidak hanya itu scoring dari film ini pun begitu menyatu dengan filmnya, kombinasi yang baik antara Mallick dengan Alexandre Desplat.

Untuk penilaian secara akting sebenarnya sudah tidak usah diragukan, apalagi dilihat dari jajaran cast yang sudah main di beberapa film yang sukses di pasaran. Brad Pitt benar - benar dengan baik memerankan karakter Mr O'Brien. Terlihat seperti Pitt begitu mendalami sosok Mr O'Brien. Begitu juga dengan si cantik Jessica Chastain yang berperan sebagai istrinya. Chemistry diantara Pitt dan Chastain sebagai suami istri pun tergambar dengan baik. Sean Penn yang hadir dalam hanya beberapa scene pun terlihat total dalam memerankan karakter Jack tua. Di film ini Penn minim dialog, tapi dengan sukses ia memainkan mimik muka dan gesture tubuhnya. Mallick yang merupakan penulis naskah untuk film ini pun, membawa film ini dari awal hingga akhir sangat baik. Kesimpulannya, Tree Of Life sebuah film yang mengisahkan perjalanan bagaimana manusia diciptakan yang ternyata tidak sulit dinikmati tetapi menarik untuk diikuti.

Cast : Brad Pitt, Jessica Chastain, Sean Penn
Director : Terrance Mallick

Rating :
4/5


Movie Still :






















Komentar

  1. ini film yang mengagumkan, belum tentu ada film seperti ini dalam satu dekade. "The Tree of Life" seperti lukisan yang difilmkan, tiap scene-nya artistik. gw suka banget. walaupun, memang, ga semua orang akan menikmati film ini karena ceritanya yang agak tidak jelas.

    nice review :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w