Langsung ke konten utama

2 in 1 Review : 127 Hours (2010), Fair Game (2010)


127 Hours


Apa yang anda lakukan, jika anda harus terjebak selama 127 jam? Seorang pria bernama Aron Ralston, pernah mengalami hal tersebut. Dan dari cerita Aron itupun, Danny Boyle terinspirasi untuk mengangkat ceritanya tersebut ke layar lebar. 127 Hours dibintangi oleh aktor dan aktris, yang pastinya sudah anda kenal sebelumnya seperti : James Franco, Kate Mara, Amber Tamblyn dan juga Clemence Poesy yang terkenal akan perannya sebagai Fleur Delacour di Harry Potter Franchise.

Menceritakan tentang seorang pria berjiwa petualang bernama Aron Ralston (James Franco), yang ingin berlibur ke pegunungan yang terletak di Taman Nasional Canyonlands, Utah. Namun ternyata liburannya berubah menjadi buruk/menjadi malapetaka untuknya, Aron terjebak dalam sebuah lembah sempit dengan tangan yang terjepit bongkahan batu besar. Apa yang akan terjadi dengan Aron selanjutnya?, akankah dia selamat dari peristiwa tersebut atau bahkan mati di lembah sempit tersebut?

Ada beberapa orang yang menyamakan film ini dengan film yang dibintangi oleh Ryan Reynolds, Buried. Namun jujur film ini berbeda sekali dengan Buried. Buried jauh lebih boring / membosankan dari film ini. Danny Boyle berhasil mengadaptasi film yang berdasarkan kisah nyata ini dengan baik. Saya suka sekali dengan opening titlenya yang terkesan begitu artsy sekali. Selain itu juga Danny Boyle dapat menggambarkan Taman Nasional Canyonlands begitu baik, sehingga sayapun terkagum - kagum dengan keindahan tempat ini ketika menyaksikannya. Untuk James Franco memang tidak perlu diragukan kualitas aktingnya dan sepertinya tidak salah juga Boyle memilih Franco untuk memerankan karakter Aron, karena di film ini terlihat sekali dengan sempurna dia menghayati perannya sebagai seseorang yang terjebak selama 127 Jam. Pokoknya film ini sangat perfect dan jauh dari kata jelek. Bravo Franco and Boyle. Happy Watching !!

Cast : James Franco, Amber Tamblyn, Kate Mara
Director : Danny Boyle

Rating :
4.5/5

Movie Still :






























Fair Game

Hampir sama dengan 127 Hours, Fair Game juga diangkat dari kisah nyata seorang mantan anggota CIA bernama Valerie Palmer. Fair Game dibintangi oleh Naomi Watts dan Sean Penn. Untuk penyutradaraanya, film ini disutradarai oleh Doug Liman yang sebelumnya pernah menyutradarai The Bourne Identity dan Jumper.

Pada umumnya untuk menentukan kesalamatan dirinya dan keluarganya, seorang agen CIA harus menyembunyikan identitasnya. Namun nasib menimpa Valerie (Naomi Watts), yang mana identitasnya harus terungkap untuk menutup aib negara. Valerie awalnya ditugaskan ke Timur Tengah untuk menyelidiki penjualan senjata pemusnah massal. Sedangkan sang suami, Joe (Sean Penn) yang merupakan seorang diplomat ditugaskan untuk menyelediki penjualan uranium di Nigeria. Setelah sampai di Nigeria Joe tidak menemukan penjualan Uranium yang dimaksud. Pada akhirnya Joe membawa masalah ini ke New York Times. Setelah itu untuk menjatuhkan kredibilitas / nama seorang Joe sebagai diplomat, gedung putih yang menugaskan Joe membongkar identitas dari Valerie sebagai anggota CIA. Setelah masalah ini pun muncul masalah diantara mereka berdua yang akhirnya berujung pada berakhirnya hubungan pernikahan mereka.

Dari awal hingga akhir saya tidak merasakan adanya kekuatan cerita. Akting dari Naomi Watts dan Sean Penn pun saya nilai biasa saja di film ini. Entah kenapa saya rasa Naomi lebih cocok dengan perannya di film sebelumnya, You Will Meet A Tall Dark Stranger. Sean Penn pun yang biasanya tampil dengan sempurna di setiap filmnya, di film ini serasa biasa saja seperti kehilangan kharismanya sebagai seorang aktor. Untuk directing, Doug Liman terlihat terpaku dengan gayanya ketika menyutradarai The Bourne Identity. Intinya film ini masih lumayan untuk disaksikan. Happy Watching !!

Cast : Naomi Watts, Sean Penn, Brooke Smith, Sonya Davison
Director : Doug Liman

Rating :
3/5

Movie Still :













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Surat Dari Praha (2016)

" Jangankan ngikhlasin apa yang terjadi, memaafkan diri sendiri saja anda nggak bisa.. " - Larasati

Review : Big Mommas : Like Father, Like Son (2011)

So many sweet, delicious girls… - Trent . B ig Mommas : Like Father, Like Son adalah film terbaru dari Big Mommas franchise. Film ketiganya ini masih dibintangi oleh Martin Lawrence yang juga sebelumnya sukses membawakan karakter Big Momma di 2 film sebelumnya. Selain Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Brandon T. Jackson dan Ken Jeong . Untuk penyutradaraannya ditangani oleh John Whitesell , yang sebelumnya juga menyutradarai seri ke 2-nya. Agen FBI Malcolm Turner ( Martin Lawrence ) bersama dengan anak tirinya Trent ( Brandon T. Jackson ) melakukan aksi penyamaran untuk menangani kasus yang terjadi di All Girls Performing Art School. Trent yang baru pertama kali melakukan penyamaran, tidak terlalu bisa menangani suatu kondisi dengan baik. Salah satu halnya ialah ketika ia bertemu dengan Haley ( Jessica Lucas ), seorang wanita yang begitu Trent sukai. Ketika melakukan penyamaran, Trent memperkenalkan namanya sebagai Charmaine. Sebenarnya penyamaran tersebut dilakukan untuk mendap

Review : Powder Blue (2009)

I love you, sweet pea.-Rose Johnny .Apa yang akan anda lakukan jika ada dihadapkan suatu peristiwa yang tragis atau sebuah masalah yang begitu besar?, anda pasti akan lari dari kenyataan / melampiaskan amarah dan perasaan anda kepada sesuatu yang sangat membahayakan hidup anda, mungkin itulah awal cerita untuk film ini. Powder Blue dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah sukses di kancah perfilman hollywood, seperti : Jessica Biel , Forest Whitaker, Ray Liotta dan Patrick Swayze . Kursi untuk sutradara film ini diisi oleh Timothy Linh Bui . Powder Blue bercerita dari dua sisi berbeda, sisi pertama menceritakan sosok seorang pria bernama Charlie ( Forest Whitaker ) yang bingung atas kesindiriannya yang telah lama terjadi, akibat sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang juga dialami bersama dirinya. Karena itu ia mulai frustrasi dan melakukan hal yang nekat dengan cara menyiapkan sejumlah uang dan menyuruh orang lain untuk membunuhnya. Sisi kedua menceritakan seorang w