I'm looking for
someone to share in an adventure. – Gandalf. Mendengar nama Peter Jackson,
pasti yang akan muncul di kepala anda pasti sebuah film yang mewah.
Keberhasilannya menyutradarai King Kong dan trilogy Lord Of The Rings, membawa
persepsi hal “mewah” itu kepada anda. Baru – baru saja, ia menyutradarai The
Hobbit : An Unexpected Journey. Film ini merupakan part pertama, dari trilogy The
Hobbit dan akan berakhir di tahun 2014. Diceritakan Bilbo Baggins (Martin Freeman), yang berumur 111 tahun dan ia ingin menceritakan kembali mengenai
kisahnya 60 tahun lalu. Ia menceritakan bagaimana masa mudanya, bertemu dengan
Gandalf (Sir Ian Mckellen) dan
petualangannya bersama para kurcaci “The Dwarfs” dimulai. Perjalanan tersebut
dipimpin oleh Thorin Oakenshield (Richard
Armitage). Mereka sedang perjalanan menuju gunung Lonely. Perjalanan mereka
tidak lancer begitu saja, ada saja rintangan/halangan yang muncul. Bilbo tidak
diterima begitu saja, ada saja yang tidak suka dengannya sampai ia pun ingin
berniat balik ke tempat tinggal / desa tempat ia berdiam.
Sebelumnya saya ingin mengaku, kalau saya tidak pernah
selesai menyaksikan trilogy Lord Of The Rings. Tapi saya begitu meniati dan
nekat, untuk menyaksikan film yang memiliki keterkaitan dengan Lord Of The
Rings ini. Ekspetasi saya dalam The Hobbit, akan ada pertarungan yang begitu
wah seperti yang terjadi pada LOTR. Tapi apa yang saya dapatkan, malah
pertarungan antara satu tokoh dengan tokoh lain dan tidak terlalu banyak darah
di film ini. Banyak yang bilang juga kalau Hobbit memang cerita untuk anak –
anak, yang dibuat oleh seorang J.R.R Tolkein. Alurnya di awal sedikit lambat
sekali, sampai saya yang memang tidak dalam keadaan fit itu sempat ngantuk
sebentar. Ending dari film ini pun terasa tanggung dan penyelesaiannya juga
terasa terlalu cepat. Sebenarnya The Hobbit : Unexpected Journey menggunakan
teknologi 3D terbaru. Film ini menggunakan 3D HFR, yaitu menggunakan 3D yang
menghasilkan gambar dengan kecepatan 48 Frame Per Second. Tapi sayangnya, saya
hanya menyaksikan film ini melalui format 3D biasa. Walaupun 3D biasa, saya
sudah cukup puas dengan visualisasi yang dihadirkan oleh Peter Jackson. Tingkat
kedalaman atau depth gambar untuk film ini, begitu terasa ketika menyaksikannya
dalam format 3D. Tidak banyak yang pop
out, mungkin bisa di hitung jari scene – scene yang pop out. Scoring yang
diciptakan oleh scorer terkenal, Howard Shore juga terasa menyatu dengan
ambience / suasana dari film ini. Untuk scoring oke lah pokoknya.
Peter Jackson sudah tidak perlu dikomentari yah,
keberhasilannya membawa LOTR juga
menjadi tolak ukur bagaimana kinerjanya melalui film ini. Sebagai sutradara, ia
telah membawa “dongeng” Tolkein ini dengan baik. Frodo atau Elijah Wood tetap
hadir dalam film ini, walaupun perannya hanya kecil. Wood muncul diawal film ini dan bisa dibilang,
kalau ia yang “membuka” perjalanan.Untuk Bilbo Baggins, diperankan oleh Martin
Freeman. Melihat Martin sebagai Bilbo, masih tidak melepaskan pemikiran saya
kalau ia adalah Dr. Watson, kawan dari Sherlock Holmes dalam Sherlock BBC. Martin
memerankan karakter Bilbo dengan baik dan kadang, ia terlihat masih tidak bisa
lepas dari karakter Watson. Mungkin sembah sujud, saya berikan untuk Sir Ian
Mckellen. Karakter Gandalf memang begitu melekat dengan aktor satu ini. Di film
ini pun, ia memerankan karakter dengan Gandalf dengan baik, Gandalf juga
menjadi peran “penting” di film ini, walaupun kehadirannya tidak terlalu banyak.
Jadi bagi anda yang belum nonton Lord Of The Rings dan begitu tertarik The
Hobbit, tidak ada salahnya mencoba untuk menyaksikannya.
Cast : Martin Freeman, Ian Mckellen ,
Richard Armitage
Director : Peter Jackson
Writer : Fran Walsh |
PhillippaBoyens | Peter Jackson | Guillermo Del Toro
Production Companies : New Line
Cinema | Metro Goldwyn Mayer | WingNut Films | 3Foot7
Rating :
3.5/5
Movie Still :
Komentar
Posting Komentar