“Iwan ndak takut
hantu, Buk. Iwan takut miskin” . Itulah kata – kata yang diucapkan oleh
seorang Iwan Setyawan, ketika masa kecilnya. Hingga pada akhirnya pada saat ia
sudah dewasa, Iwan menjadi orang yang sukses dan berhasil. Iwan Setyawan (Ihsan Tarore) lahir di Batu, Malang.
Iwan merupakan satu – satunya anak laki – laki, karena ke empat saudaranya
adalah perempuan. Keterbatasan ekonomi,
membuat Iwan Setyawan menjadi pribadi yang sedikit malu ketika masa kecilnya.
Penghasilan orang tua-nya yang berprofesi sebagai supir angkutan umum, harus
dapat mencukupi kebutuhan lima orang anak. Iwan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
belajar dan terus belajar, hingga akhirnya ia bisa meneruskan kuliahnya di
Institut Pertanian Bogor. Lulus dari
IPB, ia mulai bekerja disebuah perusahaan bernama Nielsen. Kariernya pun
semakin naik, sampai akhirnya Iwan Setyawan dapat melanjutkan kariernya di
Nielsen Media Research, New York.
“9 Summers 10 Autumns” dibintangi oleh aktor dan aktris
kenamaan, yang sudah tidak perlu diragukan kembali bagaimana akting-nya. Sebut
saja Dewi Irawan, Alex Komang, Agni Pratistha, Ence Bagus dan Ria Irawan. Untuk
akting yang paling mencuri perhatian saya, adalah akting dari Shafil Hamdi
Nawara. Shafil Hamdi berperan sebagai mas Iwan Setyawan ketika masih kecil.
Walaupun masih baru dalam dunia akting, terlihat Shafil begitu mendalami
karakter yang ia perankan. Mukanya juga lucu sehingga ketika menyaksikan
dirinya berakting, saya rasanya ingin mencubit pipinya. Ihsan Tarore sebagai
bayek (mas Iwan) dewasa, juga terlihat baik dalam memerankan perannya. Tapi
yang harus dipuji aktingnya adalah, Alex Komang dan Dewi Irawan. Mereka
berakting dengan baik, chemistry sebagai pasangan suami – istri terlihat dengan
baik terjalin.
Film yang diadaptasi dari novel best – seller karya Iwan
Setyawan ini, disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Mendengar namanya, pastinya
pecinta film Indonesia sudah tidak meragukan kembali akan hasil kerja beliau. 2
film sudah beliau telurkan, dan hasilnya juga memuaskan secara visual yaitu
Sang Penari (2011) dan Ambilkan Bulan (2012). Di “9 Summers 10 Autumns” ini, mas Ifa dapat menggambarkan
kota The Big Apple (New York) dan Kota Apel (Malang) dengan begitu baik, detail
dan indah. Sampai – sampai setelah menyaksikan film ini, saya ingin sekali
mengunjungi kota Malang. Selain sebagai
seorang sutradara untuk film ini, mas Ifa juga turut ambil bagian dalam menulis
naskah film ini dibantu oleh Fajar Nugros. Naskah - nya pun saya bilang ringan
dan begitu enak sekali diikuti. Dan “9 Summers 10 Autumns” mampu membawa
penonton, untuk dapat merasakan emosi yang ada dalam cerita ini. Saya hampir menangis, ketika si ayah harus
menjual angkot untuk biaya kuliah Iwan Setyawan.
Dari film “9 Summers 10 Autumns”, banyak sekali yang saya
dapatkan. Pertama film ini dapat memotivasi saya, untuk dapat menjadi seseorang
yang berhasil. Dan timbul dalam benak saya, kalau mas Iwan Setyawan bisa kenapa
saya tidak? Selain itu, mencintai keluarga terutama Ayah dan Ibu. Karena
dibalik seorang anak yang sukses, pasti dibelakangnya ada orang tua yang selalu
mensupport. Yuk ditonton “9 Summers 10 Autumns”, yang bukan hanya sekedar film
tapi juga ada nilai – nilai yang baik dan juga mendidik.
Director : Ifa Isfansyah
Writer : Ifa Isfansyah | Fajar Nugros
Production Companies : Angka Fortuna Sinema | Artura Insanindo
Rating :
4/5
Movie Still :
Komentar
Posting Komentar