Sus, ronggeng ini duniaku, wujud darma bakti ku untuk Dukuh Paruk - Srintil. Novel karya Ahmad Tohari berjudul Ronggeng Dukuh Paruk diadaptasi menjadi sebuah film berjudul Sang Penari. Skenario filmnya sendiri dari film ini ditangani oleh beberapa orang yang memang telah handal di bidangnya, salah satunya adalah Salman Aristo. Selain mas Salman, turut ambil bagian Ifa Isfansyah yang juga sebagai sutradara dan Shanty Harmyn. Yang bermain di film ini pun sudah tidak perlu diragukan kembali, beberapa bintang senior juga turut ambil bagian dalam film ini. Sebut saja Slamet Rahardjo, Dewi Irawan dan Tio Pakusadewo. Yang muda pun juga lumayan dikenal dalam beberapa peran di film - film mereka sebelumnya seperti Lukman Sardi, Oka Antara, Prisia Nasution dan Happy Salma.
Menceritakan tentang kehidupan Desa Dukuh Paruk yang memiliki seorang penari ronggeng nan cantik dan begitu terkenal pada eranya. Namun penari ronggeng itu, meninggal karena ia keracunan setelah menikmati tempe bongkrek buatan orang tua Srintil (Prisia Nasution). Tidak hanya si penari Ronggeng tapi hampir beberapa warga yang memakan tempe bongkrek pun meninggal. Di tahun 1960an Srintil sudah cukup dewasa dan ia ingin sekali menjadi penari ronggeng untuk Dukuh Paruk. Srintil yakin ia bisa menari. Di awal percobaan ia mengalami kegagalan. Rasus (Oka Antara), temannya sejak kecil kemudian memberikan keris mini kepada Srintil. Keris mini tersebut sebagai tanda bahwa seseorang dapat menjadi penari ronggeng untuk desa Dukuh Paruk. Beberapa orang mempercayai kalau Srintil memang dipilih jadi ronggeng. Srintil menjalani kehidupan barunya sebagai seorang penari ronggeng, ia menari kesana kemari. Rasus yang mencintai Srintil menginginkan Srintil untuk menghentikan profesinya tersebut. Namun Srintil tidak mengetahui, kalau tugas seorang penari ronggeng tidak hanya menari namun menjadi milik semua "warga" Dukuh Paruk.Namun akankah Srintil mendengarkan nasihat Rasus atau tetap menjadi seorang penari ronggeng?
Suka banget dengan kisah cinta Rasus dan Srintil ini. Sayangnya saya belum membaca novelnya, jadi belum membandingkan / mengatakan apakah cerita yang di film sudah sama / berkurang dari novelnya sendiri. Baru liat Happy Salma menari ronggeng dan bisa dibilang cara ia menari tuh bagus, sama seperti apa yang dilakukan oleh Prisia Nasution. Pia Nasution begitu berubah penampilannya, tidak seperti di beberapa FTV yang pernah ia bintangi. Ia begitu mendalami karakternya dengan baik sebagai seorang penari ronggeng. Chemistry diantara Pia dan Oka Antara untuk sepasang sekasih dapet banget. Setting yang digunakan sebagai desa Dukuh Paruk, bisa dibilang bagus. Dapet banget suasana tahun 60annya. Tata musik dari film ini pun super duper asik didenger, berasa nyatu aja dengan cerita dan suasana dari setiap scene yang ada. Untuk musiknya sendiri ditangani oleh pasanagan suami istri, Titi dan Aksan Sjuman.
Mungkin buat beberapa orang yang sudah menyaksikan film ini, menanyakan maksud dari ending yang dihadirkan di film ini. Ada seorang teman saya beranggapan kalau endingnya sesuai dengan pemikirannya maka akan terlihat menurun, ia malah lebih berharap,jika Rasus menunjukan bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan Srintil. Tapi itu semua kembali ke aspirasi masing - masing. Intinya Sang Penari, film indonesia di tahun ini yang sangat worth it untuk disaksikan.
Cast : Prisia Nasution, Oka Antara, Lukman Sardi, Slamet Rahardjo
Director : Ifa Isfansyah
Rating :
3.5/5
Movie Still :
wahhhh,...aku penasaran nntn,.. @_@
BalasHapus